1. Anatomi Mulut
Makanan pertama kali masuk ke dalam tubuh melalui
mulut. Makanan ini mulai dicerna secara mekanis
dan kimiawi. Di dalam mulut terdapat beberapa alat
yang berperan dalam proses pencernaan yaitu gigi, lidah, dan kelenjar ludah (glandula salivales)
Bagian - bagian mulut :
Bagian - bagian mulut :
Pada manusia, gigi berfungsi sebagai alat pencernaan mekanis.
Di sini, gigi membantu memecah makanan menjadi potongan-potongan yang lebih
kecil. Hal ini akan membantu enzim-enzim pencernaan agar dapat mencerna makanan
lebih efisien dan cepat. Selama pertumbuhan dan perkembangan, gigi manusia
mengalami perubahan, mulai dari gigi
susu dan gigi tetap (permanen).
Gigi pertama pada bayi dimulai saat usia
6 bulan. Gigi pertama ini disebut gigi susu (dens lakteus). Pada anak berusia 6 tahun, gigi berjumlah 20, dengan
susunan sebagai berikut :
Keterangan:
Setiap gigi tertanam dalam rahang dan dilindungi oleh gusi. Struktur luar gigi terdiri atas bagian-bagian berikut.
2. Anatomi Kerongkongan ( Esofagus )
1.
Gigi
seri (dens insisivus),
berjumlah 8 buah, berfungsi memotong makanan.
2.
Gigi
taring (dens caninus),
berjumlah 4 buah, berfungsi merobek makanan.
3.
Gigi
geraham kecil (dens premolare),
berjumlah 8 buah, berfungsi mengunyah makanan.
Ketika usia anak berkisar antara 6 tahun hingga 14
tahun, gigi susu mulai tanggal dan kemudian digantikan oleh gigi permanen
(Gambar 6.2 b). Gigi permanen berjumlah 32 buah, yang berarti ada penambahan
geraham besar yang berjumlah 12 buah.
Perhatikanlah
rumus gigi berikut ini.
Keterangan:
I :
Insisivus (gigi seri)
C :
Caninus (gigi taring)
P :
Premolare (gigi geraham depan)
M :
Molare (gigi geraham belakang)
Setiap gigi tertanam dalam rahang dan dilindungi oleh gusi. Struktur luar gigi terdiri atas bagian-bagian berikut.
1. Mahkota gigi (corona) merupakan bagian yang tampak dari luar.
2. Akar gigi (radix) merupakan bagian gigi yang tertanam di dalam rahang.
3. Leher gigi (colum) merupakan bagian yang terlindung oleh gusi.
2. Anatomi Kerongkongan ( Esofagus )
Kerongkongan merupakan
saluran panjang (± 25 cm) yang tipis sebagai jalan bolus dari mulut menuju ke
lambung. Fungsi kerongkongan ini
sebagai jalan bolus dari mulut menuju lambung.
Bagian dalam kerongkongan
senantiasa basah oleh cairan yang dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar yang
terdapat pada dinding kerongkongan untuk menjaga agar bolus menjadi basah dan
licin. Keadaan ini akan mempermudah bolus bergerak melalui kerongkongan menuju
ke lambung. Bergeraknya bolus dari mulut ke lambung melalui kerongkongan disebabkan
adanya gerak peristaltik pada otot dinding kerongkongan.
Gerak peristaltik dapat
terjadi karena adanya kontraksi otot secara bergantian pada lapisan otot yang
tersusun secara memanjang dan melingkar.
Sebelum seseorang mulai
makan, bagian belakang mulut (atas) terbuka sebagai jalannya udara dari hidung.
Di kerongkongan, epiglotis yang seperti gelambir mengendur sehingga udara masuk
ke paru-paru. Ketika makan, makanan dikunyah dan ditelan masuk ke dalam
kerongkongan. Sewaktu makanan bergerak menuju kerongkongan, langit-langit lunak
beserta jaringan mirip gelambir di bagian belakang mulut (uvula) terangkat ke
atas dan menutup saluran hidung. Sementara itu, sewaktu makanan bergerak ke
arah tutup trakea, epiglotis akan menutup sehingga makanan tidak masuk trakea
dan paru-paru tetapi makanan tetap masuk ke kerongkongan.
0 komentar:
Posting Komentar